Pembelajaran IPA yang bersifat konstruktif di SD
Setidaknya ada lima cakupan yang harus dipelajari dalam pelajaran IPA di sekolah dasar. Keempat cakupan tersebut adalah:
1) Konsep IPA terpadu
2) biologi
3) fisika
4) ilmu bumi dan antariksa
5) IPA dalam perspektif interdisipliner
Sampai saat ini, konten sains bagi kebanyakan guru diberikan melalui metode ceramah dan kegiatan pembuktian di laboratorium, dengan sedikit fokus terhadap pemberian pengalaman dalam melakukan penelitian atau aplikasi IPA dalam konteks teknologi. NSTA dalam Science teacher Preparation ini membedakan kompetensi yang harus dimiliki oleh guru IPA sekolah dasar yang memliki latar belakang IPA dan guru-guru yang memiliki latar belakang keilmuan IPA SD dan SMP. NSTA merekomendasikan guru SD yang tidak memiliki latar belakang IPA untuk memiliki kompetensi dalam melangsungkan pembelajaran yang menitikberatkan pada kegiatan observasi dan mendeskripsikan kejadian, memanipulasi objek dan system, serta melakukan identifikasi terhadap pola yang ada di alam yang berhubungan dengan cakupan bidang studi IPA. Guru-guru ini juga harus melibatkan siswa dalam memanipulasi kegiatan yang mengarahkan pada pengembangan konsep melalui kegiatan investigasi dan analisis terhadap pengalaman. Sedangkan untuk guru yang memiliki latar belakang IPA untuk tingkat SD dan SMP kriteria yang harus dimiliki adalah melangsungkan pembelajaran yang menekankan pada kegiatan kolaboratif melalui inkuiri yang dilangsungkan di laboratorium atau lapangan. Guru-guru yang memiliki latar belakang pendidikan dalam IPA harus memiliki pemahaman yang lebih dalam dibandingkan guru yang tidak memiliki latar belakang pendidikan IPA, namun mereka harus memiliki tama-tema dan perspektif yang sama terhadap IPA.
Hurd (1998) yang menyatakan bahwa orang yang dinyatakan melek sains memiliki 3 ciri sebagai berikut:
(1) dapat membedakan teori dari dogma, data dari hal-hal yang bersifat mistis, sains dari pseudo sains, bukti dari propaganda dan pengetahuan dari pendapat.
(2) mengenal dan memahami hakikat IPA, keterbatasan dari saintifk inkuiri, kebutuhan untuk pengumpulan bukti.
(3) memahami bagaimana cara untuk menganalisis dan memproses data.
Untuk menjadi orang yang melek sains ini diperlukan cara pengajaran yang berisfat konstruktif. Ciri pembelajaran yang bersifat kosntruktif ini dapat dibedakan dengan pembelajaran yang bersifat tradisional dengan ciri-ciri sebagai berikut:
1. lebih memahami dan merespon minat, kekuatan, pengalaman dan keperluan siswa secara individual.
2. senantiasa menyeleksi dan mengadaptasi kurikulum.
3. berfokus pada pemahaman siswa dan menggunakan pengetahuan sains, ide serta proses inkuiri.
4. membimbing siswa dalam mengembangan saintifik inkuiri.
5. menyediakan kesempatan bagi siswa untuk berdiskusi dan berdebat dengan siswa lain.
6. secara berkesinambungan melakukan asesmen terhadap pemahaman siswa.
7. memberikan bimbingan pada siswa untuk berbagai tanggung jawab dengan siswa lain.
8. mensuport pembelajaran kooperatif (cooperative learning), mendorong siswa untuk bekerjasama dengan guru sains lain dalam mengembangkan proses inkuiri.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar